Efek Serangan Rusia ke Ukraina, Krisis Cip Berkepanjangan
JAKARTA, AVOLTA – Industri otomotif global tengah dilanda krisis cip semikonduktor, yang mengakibatkan mobil yang memiliki fitur canggih harus terhambat produksinya. Kelangkaan ini belum diketahui sampai kapan, dan kini ditambah lagi ada invasi serangan Rusia ke Ukraina.
Melansir Techet, Senin (28/2/2022) efek buruk dari perang kedua negara tersebut juga berdampak pada industri otomotif, sebab Rusia memproduksi neon. Ini merupakan senyawa gas yang merupakan produk sampingan dari pembuatan baja, kemudian dimurnikan oleh perusahaan asal Ukraina.
“Konflik ini tentunya akan berdampak pada cip semikonduktor dan ini akan terus membatasi sumber cip untuk memasok ke industri otomotif,” Presiden dan CEO Techet Lita Shon-Roy.
Menurut dia, berkaca pada invasi Rusia terhadap Ukraina pada 2014, harga gas neon langsung melonjak 600%. Dengan begitu, dipastikan konflik kedua negara tersebut akan memperpanjang krisis cip semikonduktor lebih lanjut.
Bukan cuma itu, Rusia juga sebagai pemasok utama Palladium, yaitu sekitar 33 persen untuk permintaan global. Komponen ini menjadi logam utama yang digunakan untuk catalytic converter.
Alat tersebut tentunya memili peran penting, yaitu mengurangi gas buang karbon dari kendaraan bermotor.
“Sudah pasti, industri otomotif akan sangat berdampak sekali pada konflik atau perang Rusia-Ukraina ini,” tutur dia.