Indonesia Jangan Keasyikan Produksi Komponen Mobil ICE

Pabrik mobil di Indonesia (Gaikindo)

JAKARTA, AVOLTA – Indonesia dinilai masih banyak tantangan untuk masuk ke era elektrifikasi kendaraan bermotor. Selain rasio jumlah kepemilikian kendaraan di Indonesia masih sangat rendah, yaitu 99 mobil dalam jumlah 1.000 penduduk, sedangkan mobil dengan sistem elektrifikasi berbasis baterai, masih belum ada 0,1 %.

Kondisi itu yang tentunya menjadi tantangan bagi Indonesia, apabila produsen otomotif masih fokus memproduksi komponen kendaraan internal combustion engine (ICE), maka akan mengalami kesulitan dalam hal peralihan teknologi.

Menurut Dirjen Industri Logam, Metal, Alat Transportasi dan Elektronik (ILMATE), Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier, kondisi ini menjadi tantangan besar untuk elektrifikasi otomotif Indonesia. Bahkan lebih luas lagi di level global yang saat ini industri kendaraan dengan pembakaran internal masih sangat dominan.

Desain baterai pada BMW Ix, mobil listrik baru. (BMW)

Pada saat bersamaan tentu menjadi peluang besar bagi produsen komponen otomotif nasional. Mengingat Indonesia masih terlalu berfokus untuk komponen kendaraan ICE.

“Kalau kita masih terlalu asik dengan produksi komponen kendaraan ICE, maka ini akan menyulitkan kita menghadapi sesi phase out. Negara-negara lain yang punya komitmen besar dalam hal elektrifikasi otomotif, sudah mencanangkan bahwa 2035 adalah batas dari kendaraan ICE beredar di negara mereka,” ungkap Bawazier di GIIAS 2022.

Taufiek melanjutkan bahwa jika produsen komponen dan otomotif itu sendiri tidak mulai melakukan perpindahan perlahan dan adaptasi dengan teknologi terbaru di industri otomotif global, maka ini akan jadi ancaman besar.

Terutama untuk pasar ekspor Indonesia yang berjumlah 80 negara. Namun jika semua siap termasuk produsen komponen, maka ekspor ke 80 negara itu bisa tetap terjaga atau kalau bisa dibilang bisa ditingkatkan.

“Berdasarkan proyeksi internal Kemenperin, jumlah kendaraan ICE yang beredar pada tahun 2030 sebanyak 25,8 juta unit dan menghasilkan emisi 92.2 juta ton CO2. Dalam rangka dukungan pengurangan Emisi CO2, Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan pengembangan industri kendaraan bermotor emisi karbon rendah yang diatur dalam Permenperin No. 36 Tahun 2021,” tutur dia.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )