Usaha Indonesia Dekati BYD dan Tesla demi Investasi EV

FILE PHOTO – The logo of BYD is seen on a car presented at the Auto China 2016 auto show in Beijing, China, April 29, 2016. REUTERS/Damir Sagolj/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD SEARCH GLOBAL BUSINESS OCT 23 FOR ALL IMAGES

JAKARTA, AVOLTA – Pemerintah Indonesia terus mendorong perluasan pasar kendaraan listrik di dalam negeri. Hal tersebut, bisa dilihat dari usaha untuk terus mendekati pabrikan asal Cina, BYD dan Chery, serta Tesla dari Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan investasi.

Dijelaskan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, pendekatan pemerintah juga karena kapasitas produksi mobil listrik di Tanah Air belum bisa menjawab permintaan pasar.

“Kapasitas produksi EV yang masih sangat kecil. Wuling dan Hyundai kapasitas produksi tahun lalu tidak sampai 30 ribu unit. Makanya, yang mau beli harus antri karena kebutuhannya 1 juta unit,” ujar Rachmat dalam salah satu diskusi di Jakarta Pusat, belum lama ini, disitat dari Bisnis.com, Sabtu (3/6/2023).

Selain itu, Rachmat juga mengungkapkan sejumlah hal yang jadi sorotan produsen mobil listrik global. Di antarannya, adalah keseriusan pemerintah dalam menjalankan program pendukung industri kendaraan listrik yang perlu diakui masih di belakang negara tetangga, terutama Thailand.

Menurutnya, pemerintah Thailand tidak hanya memberlakukan pembebasan bea masuk, tapi juga insentif cash kepada konsumen sejak tahun lalu. Bahkan, pabrikan seperti BYD, Mitsubishi Motors, dan Horizon sudah memutuskan untuk berinvestasi di Negeri Gajah Putih dengan kapasitas produksi sebanyak 240 ribu unit per tahun.

Malaysia juga setali tiga uang dengan Thailand, dengan sudah mendapatkan investasi dari Mercedes-Benz dan Volvo.

Sedangkan Indonesia, baru menelurkan kebijakan penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 1%. Namun, kebijakan itu masih dianggap belum seagresif negara lain, karena memang harga mobil listrik masih cukup tinggi dibanding negara lain.

“Hal seperti harga produksi yang lebih tinggi ini, yang menjadi tantangan utama pemerintah saat keliling mengajak pemain manufaktur EV masuk ke Indonesia,” pungkasnya.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )