Indonesia Bisa Salip Cina dan Korsel Jadi Poros EV

JAKARTA, AVOLTA – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran menilai Indonesia bisa menjadi pasar utama kendaraan listrik menyusul Cina dan Korea Selatan, apabila bisa memanfaatkan potensi RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.

“Posisi Indonesia dalam pasar kendaraan listrik masih sangat kecil, namun berpotensi besar untuk terus berkembang,” ujar Hasran belum lama ini di Jakarta.

Hasran menjelaskan, bahwa penjualan kendaraan listrik secara global pada 2021 tembus 6,6 juta unit. Tertinggi berasal dari China dengan jumlah 3,3 juta unit, dan diikuti Eropa 2,3 juta unit, serta Amerika Serikat (AS) berkontribusi 630.000 unit.

Menurut dia, RCEP sendiri mencakup negara-negara ASEAN, ditambah Australia, Cina, Selandia Baru, Jepang dan Korea Selatan. Kerjasama regional tersebut diyakini bakal membuka kesempatan lebih besar bagi Indonesia untuk terhubung dengan rantai nilai kendaraan listrik global.

“Potensi pengembangan kendaraan listrik  di Indonesia sangat besar mengingat cadangan bahan baku baterai, yakni nikel dan kobalt, sangat melimpah,” kata dia.

Faktor lain, yaitu kemudahan mengurus surat keterangan asal barang (SKA) serta tarif preferensi dalam skema RCEP menjadi daya tarik produsen kendaraan listrik dan baterai listrik global untuk berinvestasi di Indonesia.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )