Syarat Mobil Listrik Bisa Laris di Indonesia

JAKARTA, AVOLTA – Volume penjualan mobil elektrifikasi di Indonesia seperti hybrid dan listrik murni selama semester satu tahun ini dikuasai Hyundai dan Toyota melalui sejumlah produk andalan masing-masing.

Menurut data wholesales (penjualan APM ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Hyundai mendominasi penjualan mobil listrik murni. Selama Januari-Juni, Hyundai melego ratusan unit terdiri dari Ioniq EV 29 unit, Kona 20 unit, dan Ioniq 5 sebanyak 395 unit.

Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo mengatakan, bahwa insentif yang diberikan pemerintah ke konsumen mobil listrik perlu ditingkatkan supaya bisa mendongkrak permintaan.

Mengingat saat ini harga jual dari kendaraan terkait belum dapat menjangkau mayoritas pasar di Indonesia yang rata-rata pembelinya di level Rp 300 jutaan. Di samping itu, biaya lain yang ditanggung pembeli juga tak kalah penting.

“Ada tiga yang harus dilakukan secara beriringan mendongkrak permintaan EV yaitu waktu charging diperpendek, masa pemakaian lebih lama, dan harga yang terjangkau. Kalau itu beriringan akan mendongkrak permintaan,” ungkap Nangoi.

Menurut dia, sekarang ini ada mobil listrik di bawah harga Rp 300 juta tetapi bentuknya kecil, dan waktu tempuh kurang. Sebaliknya ada yang waktu tempuhnya lama namun soal harga, berada di kiasaran Rp 500 juta ke atas.

Dia mengatakan, permintaan kendaraan listrik pun sangat terbatas, dan hanya untuk operasional dalam kota seperti di Jakarta dan Surabaya yang mulai ada peningkatan.

“Sudah ada insentif pajak, tapi itu belum bisa mendongkrak penjualan mobil listrik karena tetap saja harganya masih lebih mahal,” tutur Nangoi.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )