Ketua Kadin Bilang Indonesia Berpeluang Pasok Komponen EV ke AS

DFSK siap produksi mobil listrik di Indonesia (Ist)

JAKARTA, AVOLTA – Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) melarang penggunaan perangkat keras maupun perangkat lunak yang terkait maupun berasal dari Cina untuk kendaraan di negaranya. Alasannya, demi menjaga keamanan nasional di Negeri Paman Sam.

Kondisi itu justru menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya Novyan Bakrie, menjadikan peluang buat Indonesia menjalin kerjasama dengan pemerintah AS.

Bahkan kata dia, Indonesia lagi berupaya menciptakan keseimbangan dalam kemitraan dengan negara-negara Barat, selain tetao mempertahankan hubungan strategis dengan Tiongkok.

“Kita belum tahu bagaimana bentuk kerja sama terkait nanti, apakah melalui kesepakatan bilateral atau tidak. Namun, bagi Indonesia yang belum memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan AS, ini tetap jadi peluang kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar Anindya  saat menjadi panelis dalam diskusi dalam World Economic Forum dengan tema “Getting EV Supply Chains Rights”.

Indonesia, lanjut Anin, punya modal besar untuk masuk dalam rantai pasok kendaraan listrik alias EV global. Sebab memiliki 22 % cadangan nikel dunia, selain komoditas lain seperti timah, tembaga, dan bauksit yang masuk dalam lima besar dunia.

Selanjutnya dari sisi energi, Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam energi terbarukan, termasuk panas bumi, tenaga surya, hidro, dan angin. Pemerintah bahkan telah menargetkan pembangunan pembangkit listrik sebesar 100 gigawatt dalam 15 tahun ke depan, dengan 75% dari kapasitas tersebut berasal dari energi terbarukan.

CATEGORIES
TAGS