Indonesia dan Thailand Rebutan Investor EV

Mobil listrik murah VW e-UP mulai dijual lagi. (gettotext.com)
JAKARTA, AVOLTA – Perkembangan industri kendaraan listrik terus dipacu oleh beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, Vietnam, dan juga Malaysia. Tarik-menarik investor pabrikan mobil ramah lingkungan terus dilakukan, dengan berbagai upaya, termasuk pemberian insentif yang menarik.
Dijelaskan Asisten Deputi Industri maritim dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi M Firdausi Manti, Indonesia tak boleh terlambat untuk juga bisa menarik investor kendaraan listrik untuk menanamkan modalnya di Tanah Air.
“Negara tetangga juga sama-sama nih, sangat agresif untuk mengundang principle investor untuk membangun pabrik kendaraan listrik di negaranya masing-masing,” ujarnya, dalam agenda Dekarboniasi Sektor Transportasi melalui Adopsi KBLBB, Jumat (18/11/2023).
Lanjutnya, semua negara yang bersaing memang melihat tren otomotif pastinya akan menuju ke elektrifikasi, sehingga Indonesia tak boleh terlambat mengantisipasi hal tersebut.
Jika negara tetangga lebih dulu melakukan produksi kendaraan listrik, dikhawatirkan model tersebut akan menjamur di Indonesia, dan seperti halnya mobil konvensional, Indonesia hanya akan menjadi pasar karena kalah bersaing dengan Thailand.
“Ke depannya dikhawatirkan, karena di kita ada free trade area (FTA) agreement ya, antara ASEAN itu nol (persen). Kalau pabriknya yang kendaraan ICE kita terlalu banyak, kita terlambat untuk bangun industri kendaraan listrik, bisa-bisa kita dipenuhi pasar impor dari Thailand karena bea masuknya juga nol,” tukasnya.