Biaya Kepemilikan Mobil Listrik Masih Mahal

Strategi Ciamik Toyota untuk Gaet Pembeli Mobil Listrik Pertamanya (carscoops)

JAKARTA, AVOLTA – Harga mobil listrik yang dijual di pasaran saat ini relatif mahal. Alasan utama karena komponen baterai 40 % mempengaruhi dari total banderol mobil listrik itu sendiri.

Bukan hanya itu, teryata biaya kepemilikan alias Total Cost Ownership (TOC) mobil listrik juga lebih mahal jika dibandingkan dengan mobil mesin konvesional.

Informasi tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin. Menurut dia, bukan cuma harga mobil listrik yang masih mahal, tapi biaya kepemilikan juga masih tinggi.

Dia mengklaim pernah membandingkan empat teknologi kendaraan, yakni mobil bensin, diesel, hybrid, dan mobil listrik.

Berdasarkan data itu, harga mobil listrik terbilang paling tinggi. Meski biaya operasionalnya jauh lebih murah, mobil listrik dinilai relatif lebih mahal daripada teknologi mobil bensin, diesel, dan hybrid.

“Mobil penumpang untuk bensin Rp 2.941 per Kilometer untuk total cost. Kemudian diesel Rp 2.852, lebih murah, memang diesel lebih efisien. Kemudian hybrid Rp 4.445 per Km. Kemudian BEV (battery electric vehicle/mobil listrik berbasis baterai) Rp 5.301 per Km. Lebih mahal,” ungkap Ahmad di Jakarta.

Wuling Air EV diklaim bisa cas baterai di rumah, tanpa perlu ke SPKLU. (Wuling.ID)

Sebagai tambahan informasi, mobil listrik termurah yang dijual di Indonesia, adalah Wuling Air EV yang dibanderol mulai Rp 250 juta. Bentuknya kompak dan memang menyasar untuk habitat perkotaan.

Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors, mengatakan, untuk pengecasan di rumah, dengan voltase normal di rumah 220 V, itu bisa digunakan untuk mengecas mobil listrik ini.

“Minimum 2.200 W khusus untuk mengisi daya Air EV saja,” kata Danang, dikutip dari  Kompas.com, Rabu (13/7/2022). 

Menariknya, mayoritas rata-rata daya listrik rumah tangga di Indonesia, adalah 900 VA hingga 1.300 VA. Jadi, jika ingin memiliki mobil listrik termurah ini, wajib menaikkan daya listrik atau memasang meteran baru. 

Biaya untuk menaikkan daya atau memasang meteran baru, berbeda-beda di setiap wilayah. Simulasinya bisa dilakukan di aplikasi PLN Mobile. Contohnya, untuk Provinsi Jawa Barat, Kota Depok, Kecamatan Sukmajaya, Kelurahan Abadi Jaya. Untuk perubahan daya, dari 1.300 VA ke 2.200 VA, dikenakan biaya penyambungan sebesar Rp 2.131.800. 

PLN berencana membangun 10 unit SPKLU Ultra Fast di Bali untuk dukung KTT G20 2022. (PLN)

Sementara jika perubahan dari 2.200 VA ke 3.500 VA, biayanya Rp 1.259.700. Biaya tersebut belum termasuk Pajak Penerangan Jalan dan token. Namun, perlu diingat, per 1 Juli 2022, Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk daya 3.500 VA sudah naik dari dari Rp 1.444,70 per kWh menjadi Rp 1.699,53 per kWh.

Selain itu juga menurut data yang dijelaskan Ahmad Ali Rifan, Analis Kebijakan Ahli Madya Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, penjualan kendaraan listrik di Indonesia masih relatif kecil.

Mobil listrik hanya memiliki pangsa pasar 0,4 %. Tahun 2021 lalu, penjualan mobil listrik mencapai 3.193 unit, naik 3 kali lipat tapi masih kecil dibandingkan kendaraan bermesin konvensional.

 

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )