VW Sebut Masalah Transisi ke Mobil Listrik Adalah Baterai

JAKARTA, AVOLTA – Produsen otomotif dunia mulai melakukan transisi dari kendaraan bermesin konvesional menunju listrik alias electric vehicle (EV). Namun, untuk menuju ke arah itu, tidak mudah karena banyak tantangan yang harus dihadapi.

Seperti yang diungkapkan oleh jenama otomotif asal Jerman, Volkswagen (VW) yang menyatakan tantangan terbesar justru pada rantai pasok baterai.

Chief Financial Officer Volkswagen (VW) Arno Antlitz mengatakan, ini merupakan tujuan yang menantang di masa depan, di mana produsen otomotif beralih ke kendaraan listrik.

“Kami pikir itu bisa dilakukan. Topik yang paling menantang bukanlah meningkatkan pabrik mobil. Topik yang paling menantang adalah meningkatkan rantai pasokan baterai,” kata Antlitz melansir laman Reuters, Senin (4/7/2022).

Apalagi, menurut dia pendapat tersebut menyusul kesepakatan Uni Eropa untuk menghapus mobil bermesin pembakaran hanya dalam waktu 12 tahun demi memerangi perubahan iklim. Uni Eropa juga mengharuskan mobil baru yang dijual di blok tersebut untuk mengeluarkan nol CO2 mulai tahun 2035.

Komisi Eropa pertama kali mengusulkan kebijakan tersebut pada musim panas lalu, yang bertujuan untuk memangkas emisi pemanasan planet dekade ini. Terdapat kemungkinan proposal itu akan menjadi undang-undang Uni Eropa.

VW telah mengatakan akan berhenti menjual mobil bermesin pembakaran di wilayah tersebut sesuai dengan tanggal target, namun, beberapa pembuat mobil yang tertinggal jauh dalam perlombaan untuk mengembangkan kendaraan listrik seperti Toyota, mungkin kesulitan untuk memenuhinya. Pembuat mobil Jepang menolak berkomentar lebih lanjut.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )