4 Tantangan Sulit Perkembangan Kendaraan Listrik di Indonesia

Pabrik Nissan di Sunderland, Inggris, merakit mobil listrik Leaf. (Nissan)

JAKARTA, AVOLTA – Pengembangan ekosistem, sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia bukanlah sesuatu yang mudah. Butuh sinergi dari semua pihak, dan juga terdapat 4 tantangan untuk bisa membuat mobil listrik semakin populer di dalam negeri.

Keempat tantangan pengembangan kendaraan listrik ini, diungkapkan oleh Regional Vice President Nissan ASEAN, Isao Sekiguchi, di Bali, beberapa waktu lalu.

“Ada 4 tantangan untuk promosikan mobil listrik. Pertama, adalah pemahaman dan kesadaran konsumen perihal kendaraan listrik,” ujar Sekiguchi, di Bali dalam acara EV Smart Mobility-Joint Project, belum lama ini.

Nissan hanya jual kendaraan listrik di Eropa pada 2023 (Autoblog)

Lanjut Sekiguchi, tantangan yang kedua adalah kehadiran infrastruktur pengisian baterai kendaraan listrik. Pasalnya, fasilitas yang disebut sebagai Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) ini menjadi sangat penting bagi pengembangan mobil ramah lingkungan.

Kemudian, tantangana ketiga adalah insentif dari pemerintah yang bakal sangat berguna untuk menggenjot eksistensi kendaraan listrik di Tanah Air.

Lalu, tantangan yang keempat adalah terkait produk yang tepat di pasar yang tepat.

“Tantangan infrastruktur misalkan, di Jepang jumlah stasiun daya listrik sudah mencapai 30 ribu unit, lebih banyak dari stasiun bahan bakar minyak. Namun kenyataannya, pasar mobil listrik di Jepang masih 1 persen dari total pasar,” pungkasnya.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )