Permintaan baterai Melonjak, Harga Lithium Naik 5 Kali Lipat

LONDON, AVOLTA – Perkembangan kendaraan listrik yang semakin masif di berbagai belahan dunia, tentu saja berpengaruh terhadap permintaan baterai sebagai salah satu komponen penting. Dengan begitu, harga lithium, yang juga merupakan bahan baku penting untuk pembuatan penyimpanan daya listrik juga mengalami kenaikan.

Dikutip Kyodo News, Selasa (7/6/2022), harga lithium melonjak lima kali lipat sejak April 2021. Hal tersebut, karena naiknya permintaan dari produsen mobil, menurut laporan perusahaan riset Inggris, Argus Media.

Lonjakan harga juga terjadi untuk jenis logam lain, seperti kobalt dan nikel yang juga digunakan sebagai bahan baku baterai.

Lonjakan permintaan, berbarengan dengan invasi Rusia ke Ukraina yang telah mengganggu pasokan rantai lithium, dan gilirannya memungkinkan kenaikan harga kendaraan listrik yang membuat banderolnya semakin tidak terjangkau. Dengan begitu, pastinya berpotensi memperlambat peralihan dari mobil berbahan bakar konvensional ke listrik.

Menurut data Argus, harga lithium yang sering diperdagangkan dalam mata uang yuan Cina, telah naik dari 89.000 yuan atau setara dengan Rp1 92,8 juta per ton pada April 2021, menjadi 486.000 yuan atau setara Rp 1,05 miliar per ton.

Sedangkan harga kobalt meningkat 1,8 kali dan nikel naik 1,5 kali pada periode yang sama.

Laju kenaikan harga nikel dipercepat, setelah Rusia sebagai produsen utama logam tersebut menyerbu Ukraina dan meningkatkan kekhawatiran ketersediaan pasokan.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )