Toyota Calya Listrik Digarap 3 Universitas Ternama Indonesia
JAKARTA, AVOLTA – Toyota Indonesia sedang melakukan studi terkait kendaraan listrik. Selain Innova yang sudah dipamerkan di IIMS Hybrid 2022, rupanya tengah menggarap Calya dikonversikan menjadi mobil listrik.
Dalam studi kali ini, Toyota Indonesia menggandeng tiga universitas ternama sekaligus, yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Masing-masing perguruan tinggi itu memberikan informasi terkini terkait Calya listrik dalam acara webinar yang bertajuk ‘Aktifitas Riset Universitas Sebagai Bagian Upaya dalam Mengembangkan Populasi Kendaraan Elektrifikasi.”
Dosen Teknik Mesin Universitas Indonesia Mohammad Adhitya mengatakan, pihaknya melakukan konversi Toyota Calya menjadi versi listrik menggunakan baterai dari Toyota Prius.
Menurut dia, sebelum mulai konversi maka wajib diketahui tipe sampai spesifikasi mobil listrik tersebut, sehingga ke depannya akan menjadi lebih mudah.
“Misalnya dari dimensi, jumlah penumpang, sampai berapa kecepatan kendaraan. Sehingga bisa mengetahui jenis dan daya mesin serta transmisi,” ungkap Adhitya dalam webinar akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan, sama contohnya seperti menyimpan motor penggerak tidak bisa sembarangan. Sebab, efeknya bisa menentukan bobot, sampai handling dari mobil Calya tersebut.
“Jadi harus diketahui di mana kita akan menaruh motor penggerak apakah depan, di tengah atau belakang. Tujuannya agar konversi kendaraan listrik tetap aman, tidak merubah tampilan maupun bentuk kendaraan asli,” tutur dia.
Selanjutnya, Bambang Sudarmanta, Dosen ITS menjelaskan, telah berhasil mengubah Calya menjadi listrik menggunakan baterai yang dikembangkan oleh ITS. Bahkan sejauh ini sudah melangkah ke beberapa tahp yang lebih baik.
“Pertama improve controller, yang diperuntukkan untuk optimasi tuning controller, melalui upgrade system program PiD, upgrade sistem modul controller,” ungkap dia.
Kedua adalah improve battery cell, yang meliputi sistem modular baterai, jenis baterai, dan fasilitas monitoring baterai modul. Langkah selanjutnya adalah improve sistem IoT, melalui program SoC dan penambahan peringatan dini untuk kondisi tidak normal.
“Tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian performa. Dan terakhir, akan dilakukan standarisasi faktor keselamatan EV,” ungkap Bambang.