Dapat PPnBM-DTP 2022, Daihatsu Mengelak Disebut Paling Untung

Daihatsu Sigra, salah satu model yang bakal menikmati insentif PPnBM 0%, awal 2022. (ADM)

JAKARTA, AVOLTA – Pemerintah sudah resmi menerbitkan aturan terbaru mengenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor pada 2022.

Regulasi tersebut termaktub dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 5/PMK.010/2022 tentang Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2022.

Menilik aturan yang baru diundangkan pada Rabu (2/2/2022) tersebut, insentif PPnBM untuk sejumlah kendaraan berlaku hingga masa pajak September 2022. Dalam Pasal 2 aturan tersebut, tertulis bahwa ada dua segmen kendaraan bermotor yang berhak menerima insentif PPnBM di 2022.

Pertama kendaraan bermotor hemat bahan bakar dan harga terjangkau (KB2H) alias low cost green car (LCGC) dengan banderol paling banyak Rp 200 juta. Mobil jenis ini menerima insentif baik pada periode pertama, kedua, hingga ketiga tahun 2022.

Segmen kedua yakni kendaraan bermotor dengan kapasitas mesin maksimal 1.500 cc dengan harga antara Rp 200 juta sampai Rp 250 juta. Insentif yang didapatkan berupa diskon PPnBM sebesar 50 persen, yang sayangnya hanya berlaku pada periode Januari-Maret 2022.

Kedua segmen yang menjadi penikmat insentif PPnBM tahun ini sama-sama diberikan syarat kandungan komponen lokal atau local purchase paling sedikit sebanyak 80 persen.

Mengacu pada aturan tersebut, tentunya Daihatsu menjadi merek paling diuntungkan karena banyak varian yang mendapatkan diskon PPnBM dibandingkan merek otomotif lain.

Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan,  secara varian memang produk Daihatsu banyak, tapi tidak jika dihitung secara persentase

“Kita di tengah-tengah, tidak dominasi sekali, tapi tidak paling rendah. Ada merek depannya M yang paling rendah, tapi depannya S lebih tinggi dan H juga lebih tinggi, jadi kita di tengah,” ungkap Amelia di Jakarta, Jumat (11/2/2022).

Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & CR Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation, menambahkan, harus dilihat dari persentasi atau total variannya. Secara absolut yang non LCGC terdapat 29 varian, tetapi dari 57 varian.

“Sehingga hanya 51 persen, melihat banyak atau tidaknya itu dari mana, dari absolut atau persentasi. Kalau persentasenya Cuma 51 persen, merek lain ada yang sampai 70 persen. Kita tidak yang paling istimewa,” ungkap Hendrayadi.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )