Uni Eropa Terpecah, Soal Tarif Impor EV Cina
JAKARTA, AVOLTA – Jerman punya sikap berbeda dalam menyikapi keputusan penetapan tarif impor kendaraan listrik (electric vehicle/EV) Cina di Uni Eropa. Negara ini dipastikan abstain atau tidak memilih dalam kegiatan voting.
Melansir Reuters, Senin (15/7/2024) langkah ini merupakan awal untuk mengetahui dukungan terhadap kasus perdagangan penting yang diajukan Brussels.
Abstain pada tahap awal ini secara efektif berarti mendukung Komisi Eropa (EU Commission) dalam negosiasi mereka dengan Cina terkait kasus perdagangan terbesar di benua biru.
Jerman, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Uni Eropa, abstain karena investigasi anti-subsidi masih berlangsung dan negosiasi antara Komisi Eropa dengan pemerintah Cina masih terus berjalan.
Sumber dari Reuters mengatakan, tarif sementara yang diusulkan Uni Eropa bisa mencapai 37.6 persen untuk mobil listrik impor dari Cina. Keputusan ini tidak membutuhkan dukungan dari negara anggota, namun tarif final bisa diblokir jika mayoritas yang memenuhi syarat dari 27 anggota Uni Eropa menentangnya.
Produsen mobil Jerman, yang sepertiga penjualannya tahun lalu berasal dari Cina, menentang tarif ini. Negara ini khawatir akan tindakan balasan dan perang dagang dengan negara mitra dagang terbesar keduanya.