Hybrid Perlu Insentif Kalau Elektrifikasi Mau Kencang

Ilustrasi mobil hybrid – dok.Istimewa

JAKARTA, AVOLTA – Skema pemberian insentif untuk kendaraan hybrid, tengah dipersiapkan oleh pemerintah, yang dalam hal ini dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Namun, jika dilihat kegunaannya, apakah tepat roda empat yang masih menggunakan bahan bakar dan baterai ini dapat subsidi?

Dijelaskan Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jika memang mobil hybrid bisa mendapatkan insentif, maka pertumbuhan pasar kendaraan listrik akan semakin signifikan.

“Kalau orientasi net zero perlu (hybrid), kalau diberikan (insentif), pertumbuhanya pasti kencang,” jelas Kukuh, dalam diskusi Proyeksi Pasar Otomotif 2024.

Lanjut Kukuh, terkait insentif yang tepat untuk mobil hybrid, pemerintah bisa menemukan formulasi yang tepat, seperti halnya Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah atau PPnBM DTP.

“Kalau ada pembicaraan secara resmi belum, tapi pemerintah sudah melihat dari tahun 2021 industri bangkit dengan skema PPnBM DPT, efeknya itu multi player,” paparnya.

Sementara itu, pemerintah yang belum memberikan insentif untuk mobil hybrid, karena memang fokus untuk mendorong peralihan ke mobil listrik baterai atau BEV.

“Karena maunya cepat, sedangkan hybrid itu masih menggunakan bahan bakar. Nyatanya pasar menentukan berbeda, karena konsumen mikirnya dengan model hybrid jangkauan lebih panjang,” pungkasnya.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )