Tanpa Emisi, Apakah Mobil Listrik Bebas Masalah Lingkungan?

Strategi Ciamik Toyota untuk Gaet Pembeli Mobil Listrik Pertamanya (Carscoops)

JAKARTA, AVOLTA – Kendaraan listrik kini mengalami perkembangan yang semakin cepat baik secara global, dan juga Indonesia. Mobil atau motor tanpa mesin pembakaran internal dan bahan bakar ini, dinilai sebagai solusi dari segala permasalahan lingkungan seperti pencemaran udara.

Namun, pertanyaannya adalah apakah mobil listrik ini memang benar-benar bebas dari masalah lingkungan?

Kasubdit Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ratna Kartikasari mengatakan, masih ada beberapa potensi limbah yang bisa dihasilkan kendaraan listrik.

Pertama, jika memang pembangkit listrik yang digunakan untuk mengisi kendaraan menggunakan bahan bakar fosil, seperti batu bara maka tetap ada emisi yang dihasilkan.

“Jika kita masih memakai bahan bakar batu bara (fosil), hanya memindahkan masalah saja. Di perkotaan beres, tapi kemudian di daerah pinggiran itu masih tetap menghasilkan emisi,” ujar Ratna, dalam diskusi yang diselenggarakan Komisi Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Rabu (3/8/2022).

Ilustrrasi baterai buatan Panasonic. (Panasonic)

Dengan begitu, Ratna mengingatkan, untuk penggunaan bahan bakar fosil sebagai pembangkit listrik yang akan digunakan oleh kendaraan listrik, harus diperhitungkan kembali. Kemudian, terkait pembangkit listrik, yaitu pembuatan baterai juga berpotensi menghasilkan limbah.

“Proses pembuatan dari baterai itu sendiri, potensi menghasilkan air limbah dan emisi. Terakhir, baterai bekas pasca pemakaian, daur ulangnya juga harus diperhitungkan,” tambahnya.

Limbah yang dapat dihasilkan dari daur ulang baterai memang berpotensi menghasilkan air limbah, limbah B3, serta emisi. Pasalnya, baterai jenis lithium memang umumnya terdiri dari casing, anoda, katoda, separator, elektrolit, dan komponen lainnya.

Selain itu, terdapat juga logam berat, seperti NCA (lithium nickel cobalt aluminium oxide) dan NMC (lithium manganese cobalt oxide), yang memang berpotensi merusak lingkungan dan senyawa organik yang memiliki efek buruk bagi kesehatan hewan dan manusia.

Terakhir, adalah potensi limbah panel dari kendaraan setelah pemakaian. “Jadi, ini harus dipersiapkan dan tidak hanya fokus ke kendaraan listriknya,” pungkasnya.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )