Serbuan Motor Cina Jilid 2 ke Indonesia

Motor listrik Oyika (Ist)

JAKARTA, AVOLTA – Periode akhir tahun 1999 hingga awal 2000-an produsen sepeda motor asal Cina menyerbu pasar roda dua di Indonesia. Banyak motor china (mocin) dengan berbagai merek dan model yang coba mengganggu dominasi Jepang.

Kala itu, kebanyakan motor Cina (mocin) mengandalkan mesin berkapasitas 110 cc, didominnasi oleh jenis motor bebek. Memang kala itu, bebek menjadi motor favorit di Indonesia.

Bahkan, tidak sedikit merek mocin yang menjiplak desain motor Jepang seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki.

Bahkan, dari sisi harga juga berani jauh lebih murah untuk mendapatkan minat dari masyarakat Indonesia.

Namun berjalan beberapa tahun, usaha pabrikan asal Cina itu ternyata tidak mampu mengambil alih dominasi motor Jepang. Lambat laun hilang dari peredaran dan merek Jepang kembali menjadi penguasa tunggal di Indonesia.

Kini Indonesia telah berkomitmen untuk mendorong penggunaan kendaraan elektrifikasi. Bahkan tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.

Perpres tersebut ditetapkan pada 8 Agustus 2019 dan diundangkan pada 12 Agustus 2019. Sejak itu pula sampai sekarang Indonesia kembali mendapatkan serangan motor Cina atau jilid dua.

Motor listrik Oyika (Ist)

Berbeda dengan jilid pertama, gelombang kedua ini pabrikan motor asal Cina menyerbu Indonesia dengan motor listrik. Terbukti pula di pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) yang sedang berlangsung hingga 31 Juli 2022 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, banyak merek motor listrik dari Tiongkok.

Sebut saja seperti Benelli, Keeway, Davigo, Erolis, Niu, Nozomi, Rakata, Regen, Smoot, dan Trolis. Masing-masing merek tersebut memasarkan motor listrik impor Cina dengan berbagai model. Meski sebagian enggan mengakui, tapi strategi perusahaan asal Indonesia yang melakukan re-branding merek motor Cina, terlalu kentara.

Menurut Yannes Martinus, salah satu Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), industri kendaraan listrik di Cina merupakan yang terbesar di dunia sekaligus pasar terbesar kendaraan listrik dunia.

Cina menguasai sekitar 57,4 % dari produksi kendaraan listrik global pada 2021. Semua itu dimulai dari kebijakan tegas pemerintah Tiongkok  bermigrasi ke kendaraan listrik pada sekitar 2009.

Bukan hanya itu, Cina juga merupakan pabrik dunia, semua produk dan komponen berteknologi tinggi untuk kendaraan listrik, hampir seluruhnya dibuat di negara tersebut.

Sebut saja seperti Bosch, Tesla, Volkswagen, Honda dan banyak lagi yang lainnya dan bekerjasama dengan China. Mulai baterai lithium, sumber energi kendaraan listrik, seperti CATL, BYD, CALB, Gotion, SVOLT dan WeLion, hingga drivetrain dan battery management systemnya.

“Cina pun sudah menjadi produsen kendaraan listrik terbesar dunia yang paling efisien dan ekonomis biaya pembuatannya. Tidak ada negara manapun di dunia ini yang semaju Cina dalam pengembangan teknologi dan produksi kendaraan listrik,” ucap Martinus kepada redaksi Avolta.

Motor Listrik di Pameran PEVS 2022 (Avolta)

Martinus melanjutkan, tentunya ini membuat banyak industri kelas dunia, mulai Jepang, USA, hingga Jerman mau tidak mau harus bekerjasama dengan Cina dalam pengembangan produk kendaraan listriknya.

Kini, Cina semakin lincah dalam pengembangan desain produknya yang memiliki kualitas kelas dunia, dan semakin sering meluncurkan model-model baru dengan teknologi tinggi yang semakin di depan, handal dan berpenampilan visual sangat impresif.

“Jadi, kalau kita bicara mengenai sepeda motor listrik, jelas, Cina masih terdepan di dunia ini, baik itu Republic of China (Taiwan) maupun Republik Rakyat Tiongkok (Cina daratan). Mereka mampu menjadi pemimpin dalam industri ini karena, mereka mampu membuat desain produk sepeda motor listrik yang semakin tinggi durabilitasnya dengan harga yang paling kompetitif di dunia,” tutur dia.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )