Harga Bahan Baku Naik, Industri Otomotif Berhitung Ulang

Kijang Innova juga tetap menjadi andalan ekspor Toyota selain Fortuner. (TMMIN)

JAKARTA,  AVOLTA – Industri otomotif Indonesia tahun ini mendapatkan tantangan yang luar biasa. Setelah krisis cip semikonduktor yang saat ini belum terselesaikan, pabrikan roda empat di Tanah Air kini harus menghadapi kenaikan harga bahan baku dan ongkos kirim.

Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gabungan Industri kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan, hampir semua material mentah untuk produksi kendaraan harganya mulai merangkak naik. Kondisi ini membuat pelaku industri otomotif di Indonesia mulai berhitung ulang.

Termasuk, ongkos produksi sampai ke harga jual konsumen.

“Ongkos angkut juga naik. Jadi, kalau kita lihat kirim barang dari luar beberapa komponen itu mengalami kenaikan,” ujarnya seperti disitat dari laman Otomotif Bisnis, Senin (27/6/2022).

Veloz menjadi penyumbang ekspor terbesar Toyota dari Indonesia, sejak 2022. (TMMIN)

Sementara itu, pihak Gaikindo mengaku belum menghitung secara detail dampak dari kenaikan harga bahan baku untuk industri otomotif. Dengan kenaikan tersebut tentu saja akan menjadi hambatan tersendiri bagi industi otomotif.

Kemudian, Nangoi juga mengatakan, kenaikan harga bahan baku disebabkan oleh beberapa faktor, dan yang paling besar adalah inflasi.

Namun, ia berharap efek kenaikan harga memang tidak terlalu besar, karena industri otomotif tengah bergerak ke masa pemulihan setelah dihantam pandemi Covid-19.

“Pasti ongkos produksi naik karena bahan baku naik. Tapi, terkait kenaikan harga kendaraan itu tergantung ke masing-masing pribadi,” tegasnya.

 

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )