Jumlah SPK dan Pengunjung JAW 2022 Mencurigakan
JAKARTA, AVOLTA – Pameran Jakarta Auto Week (JAW) 2022 yang diselenggarakan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada 12-20 Maret 2022 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, diklaim sukses digelar dengan dihadiri oleh 53.164 orang pengunjung.
”Pencapaian angka pengunjung sebesar 53 ribu pada penyelenggaraan JAW yang baru lahir ini Kami rasa sangat baik, dan merepresentasikan pembeli potensial di Jakarta saat ini,” ungkap Yohanes Nangoi Ketua Umum Gaikindo dalam siaran resmi, Rabu (23/3/2022).
Nangoi memberikan sebuah ilustrasi untuk menjelaskan hal tersebut. Menurut dia, saat ini tersebar kurang lebih seribu showroom dealer milik para peserta pameran di Jakarta, yang dalam satu hari dikunjungi oleh 6-7 calon pembeli.
Maka jika dihitung selama 9 hari, sesuai dengan waktu penyelenggaraan JAW berarti terkumpul sekitar 54 ribu hingga 63 ribu pengunjung.
“Oleh karena itu angka pengunjung yang dicapai JAW dinilai cukup bagus dan sesuai dengan jumlah pembeli potensial yang ada di Jakarta,” tutur Nangoi.
Jumlah pengunjung tersebut dihitung Gaikindo berdasarkan analogi, bukan mengacu pada tiket penjualan yang terjual selama pameran berlangsung. Penyelenggara pameran juga biasanya menghitung tiket-tiket undangan alias gratisan agar jumlah pengunjung bertambah.
Belum lagi, jumlah Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) dari masing-masing peserta pameran yang mengklaim mencapai bahkan melebihi dari target penjualan.
Data yang diterima Avolta sampai Selasa (22/3/2022), merek Mitsubishi selama pameran JAW 2022 mengklaim mencatatkan penjualan lebih dari 1.250 unit. Toyota berhasil menjual 1.085 unit, Isuzu 256 unit, Honda Prospect Motor (HPM) 636 unit.
Padahal, pantauan redaksi Avolta selama pameran JAW 2022 berlangsung, pengunjungnya relatif sepi tidak seperti pameran otomotif biasanya. Pemantauan ini dilakukan hampir setiap hari, terutama saat akhir pekan di mana pengunjungnya biasa saja.
Bahkan, rekan Avolta dari beberapa merek yang ikut pameran mengakui juga kalau pengunjunya sepi, begitu juga ke transaksi penjualan.
“Pengunjungnya sepi parah, sudah habis miliaran rupiah tapi pamerannya seperti ini,” tutur pria yang menolak disebutkan identitasnya itu.
Apabila merujuk pada fakta di lapangan, rasanya agak sulit jumlah SPK dari setiap peserta pameran bisa tembus sampai sebanyak itu.
Biasanya, untuk mendongkrak jumlah pemesanan pada pameran, masing-masing merek akan menggabungkan jumlah SPK dari diler yang tersebar di seluruh wilayah, dalam hal ini Jakarta, sehingga terkesan besar.
Praktik ini juga sudah “lazim” dilakukan oleh para merek yang selama ini mengikuti pameran.