Jadi Barang Langka, Honda Kepikiran Cetak Cip di Indonesia
JAKARTA, AVOLTA – Krisis cip semikonduktor, memang masih menjadi isu hangat di industri otomotif global. Dampak ini juga berpengaruh ke Indonesia, salah satunya PT Honda Prospect Motor (HPM) yang mengganggu kinerja produksi pabbrik dalam beberapa tahun belakangan.
Yulian Karfili, Public Relation & Digital Manager PT Honda Prospect Motor (HPM) menyampaikan, ada beberapa strategi untuk mengatasi krisis cip semikonduktor.
Permintaan sudah mulai meningkat, namun produksi cukup terganggu dengan adanya kelangkaan komponen yang juga digunakan di barang elektronik tersebut.
“Kami melakukan prioritas produksi untuk model yang memang demand-nya tinggi. Setiap ada komponen datang, kami prioritaskan untuk mobil yang permintaannya tinggi, seperti Honda Brio,” ujar pria yang akrab disapa Arfi ini, saat diskusi yang diadakan oleh Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Selasa (16/2/2022).
Dengan begitu, model seperti Mobilio, CR-V, dan bahkan All New BR-V varian tertinggi dengan Honda Sensing harus disesuaikan dengan kondisi permintaan, dan bahkan untuk model yang disebutkan terkahir harus mengalami inden hingga tiga bulan.
“Sekali lagi, untuk demand tinggi kita tidak bisa pasok, karena keterbatasan komponen. Saat ini, yang bisa kita produksi, di fasilitas adalah all new Honda BR-V yang tidak menggunakan Honda Sensing,” tegasnya.
Sementara itu, ketika ditanya terkait peluang untuk melakukan produksi cip semikonduktor di dalam negeri, pabrikan berlambang huruf H ini, tengah mengkaji hal tersebut.
“Ini juga jadi salah satu hal yang sedang kami pelajari, bagaimana cip itu bisa dialokasi,” tambahnya.
Selain itu, kini Honda juga berupaya untuk mengatasi kelangkaan cip semikonduktor ini dengan menggunakan banyak pemasok. “Kami harus punya pilihan, sekarang kami harus ambil dari a, b, c, d. Jadi, memang kami harus mengupayakan mengambil pasokan dari tempat lain,” pungkas Arfi.