Volvo Batal Produksi Full EV di 2030, Ada Opsi Hybrid

STOCKHOLM, AVOLTA – Volvo Cars mulai tidak percaya diri mencapai target sepenuhnya beralih ke produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) pada 2030. Perusahaan asal Swedia ini pun mengubah strategi, dan memastikan tetap memproduksi sejumlah model hybrid di masa depan.

Mengutip BBC, Selasa (10/9/2024), revisi target ini bukan tanpa alasan karena Volvo sudah menganalisa dan hasilnya terjadi pergeseran kondisi pasar, terutama soal penurunan permintaan kendaraan listrik di beberapa pasar utama.

Bahkan keputusan ini juga diambil di tengah ketidakpastian terkait tarif perdagangan yang dikenakan pada kendaraan listrik buatan Cina, salah satunya yang diproduksi di pabrik Volvo.

Alhasil, pada 2030 Volvo memperkirakan bahwa setidaknya 90% dari produksi akan terdiri dari mobil listrik dan hybrid plug-in hybrid. Tapi, pabrikan ini juga mengindikasikan mungkin tetap menjual sejumlah kecil kendaraan mild hybrid, seperti mobil konvensional dengan dukungan listrik terbatas.

“Kami tetap yakin bahwa masa depan kami adalah elektrifikasi. Namun, jelas bahwa transisi menuju elektrifikasi tidak akan berjalan linier, dengan pelanggan dan pasar yang bergerak dalam kecepatan yang berbeda,” tutur CEO Volvo Cars Jim Rowan.

Mengacu pada data dari Asosiasi Produsen Otomotif Eropa, pendaftaran kendaraan listrik di Uni Eropa turun hampir 11% pada Juli lalu. Volvo, yang mayoritas sahamnya dimiliki Geely dari Cina ikut terkena dampak tarif perdagangan terhadap kendaraan listrik buatan Cina.

Volvo memproduksi sebagian besar mobilnya di pabrik Cina, yang membuatnya terpengaruh oleh tarif impor yang dikenakan di Eropa dan Amerika Utara.

CATEGORIES
TAGS