Ribuan Pegawai Pabrik BYD di Cina Mogok Kerja
JIANGSU, AVOLTA – Pekan lalu ribuan pegawai pabrik BYD di Wuxi, Provinsi Jiangsu, Cina melakukan aksi mogok kerja, karena menuntut keadilan dari perusahaan. Karyawan itu menolak aturan baru mengenai penerapan sistem 4 shift dan jadwal kerja kerja delapan jam selama 5 hari.
Mengutip Carnewschina, Rabu (22/5/2024) aturan baru itu menjadikan pendapatan pegawai menurun karena tidak mendapatkan upah lembur.
Para karyawan memprotes penghapusan lembur, yang mungkin tampak mengejutkan dari perspektif internasional. Sementara, seluruh dunia berusaha mengurangi jam kerja, pekerja di Cina justru menuntut peningkatan waktu kerja.
Sebenarnya para pekerja di Cina tidak semua senang bekerja lembur, tapi hal itu dilakukan karena keadaan. Pabrik-pabrik sering kali menetapkan upah dasar sedikit di atas upah minimum pemerintah untuk menjaga biaya tenaga kerja tetap rendah.
Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup, para pekerja menerima kerja lembur berjam-jam karena hukum ketenagakerjaan di Cina mengharuskan pengusaha membayar 1,5 kali lipat upah reguler untuk lembur dan dua kali lipat upah untuk lembur di akhir pekan.
Otomatis dengan menghapus sistem lembur ini, BYD efektif mengurangi pendapatan bulanan maksimum untuk karyawan menjadi lebih dari 3.000 yuan atau setara dengan Rp 6,6 juta, yang dipandang sebagai gaji yang cukup rendah.
Sayangnya, BYD belum menanggapi peristiwa ini, dan alasan perubahan mendadak dalam kebijakan lembur masih belum jelas.