KPBB Bantah Emisi Karbon Mobil Listrik Tinggi

JAKARTA, AVOLTA – Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) melakukan simulasi dengan membandingkan tingkat konsumsi hingga kadar emisi karbon antara mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV), hybrid, dan konvesional.

Langkah itu dilakukan guna menjawab pernyataan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang terkait emisi karbon mobil listrik diklaim lebih tinggi ketimbang mobil hybrid dan konvesional.

Berdasarkan hasil simulasi itu, BEV tetap diklaim paling mampu menekan emisi jika dibandingkan mobil berteknologi hybrid maupun ICE (internal combustion engine), meski menggunakan sumber energi yang berasal dari PLTU.

Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin menjelaskan, bahwa mobil BEV yang diisi ulang dari listrik PLTU batu bara menghasilkan emisi karbon sebesar 67,82 gram per kilometer. Sementara mobil hybrid sebesar 76,70 gram per kilometer, dan ICE sebesar 179,17 gram per kilometer.

“Jadi terlihat bahwa BEV memiliki kemampuan untuk menekan emisi yang paling tinggi, sehingga dengan demikian kami juga agak heran apabila Menteri Perindustrian menyampaikan bahwa BEV memiliki emisi yang lebih tinggi,” ungkap Ahmad di Jakarta belum lama ini.

Ahmad memang tidak menampik kalau proses transmisi tetap membutuhkan energi sehingga menghasilkan emisi karbon. Lebih jauh, KPBB melakukan simulasi perbandingan tingkat konsumsi energi di antara model mobil tersebut.

Dalam simulasi, KPBB membandingkan BEV dengan powertrain 85 kilowatt dengan mobil hybrid yang menggunakan powertrain 85 kilowatt ditambah mesin 2.000 cc. Perbandingan juga melibatkan  mobil ICE dengan mesin berkapasitas 2.000 cc standar euro 6.

Simulasi perbandingan ini disetarakan dengan konsumsi kilowatt hour per kilometer (kWh). Dari hasil perbandingan itu, BEV konsumsi bahan bakar tercatat hingga 1,18 kWh/kilometer, mobil hybrid sebesar 34,52 kWh/kilometer, dan ICE mencapai 80,56 kWh/kilometer.

CATEGORIES
TAGS