Mencoba BYD M6 ke Bandung, Kok Bisa Laku 2.000 Unit Lebih?
JAKARTA, AVOLTA – Mobil listrik BYD M6 jadi bintang baru pabrikan Cina yang diklaim dikembangkan khusus untuk pasar Tanah Air, mengingat ini adalah MPV listrik pertama yang diniagakan oleh PT BYD Motor Indonesia. Harga jual BYD M6 juga cukup menarik dari Rp 379 juta sampai Rp 429 juta, menjadi nilai lebih bagi mobil listrik dengan daya jelajah sampai 530 Km.
Sepertinya dua alasan itu yang membuat BYD berhasil mengantongi lebih dari 2.000 unit untuk M6 ini di ajang GIIAS 2024. Namun, seperti apa rasa mengemudi MPV listrik yang diimpor utuh dari Cina ini? Apakah bisa memenuhi ekspektasi sebagai mobil keluarga yang ramah lingkungan?
BYD mengajak puluhan media nasional untuk menguji performa dan semua fitur-fitur M6 dengan rute Jakarta-Bandung-Jakarta. Rute yang cukup pendek hanya sekitar 400 km namun pilihan kondisi jalannya menarik karena tidak hanya melewati jalan tol Jakarta-Bandung saja.
Untuk membuktikan kemampuan M6 menerabas beberapa medan yang khas jalanan Indonesia, BYD memilih rute melalui Subang menuju Lembang dengan suguhan jalan tanjakan dan turunan yang cukup ekstrem. Jadi kemampuan M6 ini dibuktikan langsung di test drive kali ini.
Performa BYD M6
Sekilas mengenai performa, mobil yang kami coba adalah tipe Superior dengan kapasitas baterai 71,8 kWh yang memiliki jarak tempuh sampai 530 km. BYD M6 ini punya tiga mode berkendara, ECO, Normal dan Sport. Mengingat sesi test drive kali ini menggunakan pengawalan dari Kepolisian jadi kami hanya menggunakan mode Normal dan Sport saja untuk bisa mengimbangi kawalan tersebut.
Pada mode Sport, terasa sekali torsi 310 Nm di mobil keluarga ini. Sensasi badan terdorong ke jok saat akselerasi memberikan pernyataan bahwa ini bukan sembarang mobil keluarga. Bahkan di jalan tol Cipularang saat perjalanan kembali ke Jakarta sering beradu kecepatan dengan mobil-mobil penguasa jalan tol dan tanpa kesulitan BYD M6 ini dapat melesat meninggalkan mobil-mobil berbahan bakar diesel tersebut dengan sekali injakan pada pedal gas.
Torsi besar ini juga dibuktikan saat harus menemui jalur menanjak di area Subang hingga Lembang. Mulai dari tanjakan Emen, Subang hingga tanjakan Sponge Bob di area Dago Pakar, Bandung mobil MPV 7 penumpang ini dapat melewati dengan mudah tanpa kendala sama sekali.
Tidak perlu usaha sama sekali ketika melahap tanjakan terjal sekalipun, cukup sentuh pedal gas dengan lembut mobil langsung melesat naik. Ketika di tanjakan Sponge Bob yang sempat viral karena banyak mobil tidak kuat nanjak pun kami mengetes dengan berhenti di tengah tanjakan. Ketika pedal gas diinjak sedikit mobil langsung melanjutkan perjalanan tanpa memerlukan bantuan momentum sama sekali.
Kenyamanan BYD M6
Nilai plus lain dari BYD M6 ini adalah racikan suspensi yang bisa dibilang cukup nyaman untuk sebuah MPV. Ujian sesungguhnya adalah saat melintasi jalan tol layang MBZ yang bergelombang. Ketika berada di dalam kabin M6, redaman suspensi Macpherson strut di depan dan multilink di belakang bisa membuat penumpang tetap nyaman.
Memang ketika berada di jalan biasa yang berlubang ada sedikit redaman suspensi yang terasa keras. Namun tidak terlalu mengganggu alias masih bisa dimaklumi.
Sayangnya ada beberapa nilai minus yang kami rasakan di dalam kabin M6 ini. Dari sisi pengemudi misalnya, antara pedal gas dan pedal rem terasa ada jarak yang tidak rata sehingga ketika kaki kanan berpindah dari pedal gas ke pedal rem terasa mengganggu karena kaki harus ditarik sedikit ke atas untuk bisa melakukan pengereman.
Namun menurut pihak BYD Indonesia akan ada penyetelan untuk itu dan menjadi masukan bagi mereka sebelum mobil dikirim ke konsumen. Karena hampir di semua mobil tes yang disediakan saat sesi test drive ini mengalami kendala yang sama. Mungkin memang hanya butuh sedikit adaptasi atau faktor kebiasaan saja.
Dari sisi penumpang, baik di depan maupun belakang adalah desain lantai yang tidak rata atau terlalu tinggi. Sehingga kaki penumpang khususnya yang memiliki postur di atas 170 cm akan terasa sedikit tidak nyaman.
Untuk di baris ketiga, sebenarnya masih menyisakan ruang kaki yang cukup bagi penumpang dewasa. Hanya dengan catatan bangku di baris kedua juga berada dalam posisi tengah, tidak maju ke depan dan tidak terlalu mundur ke belakang.
Untuk kapasitas baterai, mobil yang sudah menggunakan teknologi Blade Battery ini saat finish di hotel Swiss-Bellresort Dago Heritage, Bandung masih menyisakan 50% dari total kapasitas baterai dengan jarak tempuh 187,7 km dari kawasan Sudirman, Jakarta.
Hasil ini cukup memuaskan mengingat rute yang dilalui cukup ekstrem dengan banyak medan menanjak yang terjal dan mode berkendara juga tidak menggunakan mode ECO.
Dengan beberapa kelebihan dan kekurangan dari BYD M6 ini, kami rasa mobil ini masih menjadi pilihan yang baik bagi keluarga Indonesia yang menginginkan mobil keluarga tanpa polusi dan dengan harga yang masuk akal. Karena BYD M6 ini masih menjadi satu-satunya MPV listrik yang dipasarkan di Indonesia.