Thailand Goyang, Tarif Impor Trump Picu Kerugian Rp360 Triliun

Thailand kejar target 2 uta unit pada 2024 (Paultan)

JAKARTA, AVOLTA – Kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terus memberikan dampak terhadap perekonomian global. Kali ini, Thailand diprediksi mengalami kerugian hingga USD 24 miliar atau sekitar Rp 360 triliun akibat tarif impor tersebut.

Angka ini diungkapkan oleh Federasi Industri Thailand (FTI), yang menyebutkan bahwa kebijakan tersebut akan memukul ekspor dan investasi asing di Negeri Gajah Putih.

Ketua FTI, Kriengkrai Thiennukul menjelaskan bahwa tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat, kepada sejumlah produk Thailand akan berdampak signifikan terhadap daya saing produk lokal di pasar internasional.

“Thailand perlu segera mencari solusi untuk menjaga daya saing ekspor dan mempertahankan investasi asing di tengah tekanan ekonomi global,” ujarnya, disitat dari Asia Nikkei.

Honda Mulai Produksi HR-V Listrik di Thailand (Paultan)

Kebijakan tarif impor yang dikenakan oleh Amerika Serikat mencakup berbagai produk manufaktur, mulai dari elektronik hingga komponen otomotif. Dampak terbesar dirasakan oleh sektor industri otomotif dan elektronik yang merupakan salah satu penopang utama ekspor Thailand.

Selain itu, perusahaan-perusahaan yang bergantung kepada bahan baku impor dari Amerika Serikat, juga terancam mengalami lonjakan biaya produksi.

Menurut data dari FTI, sektor otomotif Thailand menyumbang sekitar 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut, dan mempekerjakan lebih dari 850 ribu pekerja. Dengan adanya tarif impor yang tinggi, biaya ekspor produk otomotif meningkat, sehingga mengurangi daya saing di pasar global.

Hal ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Thailand, yang sebelumnya diproyeksikan akan meningkat pada 2025.

CATEGORIES
TAGS