Pabrikan Jepang Lelet Beralih ke EV

Toyota digugat konsumen di Australia (https://www.drive.com.au/)

JAKARTA, AVOLTA – Pabrikan otomotif asal Jepang jika dibandingkan dengan produsen asal Cina, Korea Selatan, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) dianggap lelet beralih ke kendaraan elektrifikasi, khususnya battery electric vehicle (BEV).

Terbukti sekarang ini yang memegang pasar mobil listrik murni berasal dari AS, dan Cina, yaitu merek Tesla dan BYD.

Bahkan hasil studi yang dilakukan International Council on Clean Transportation (ICCT) juga menyebutkan bahwa pabrikan Jepang lambat menerapkan strategi beralih ke kendaraan listrik murni, seperti Toyota, Honda, Nissan, sampai Suzuki.

Mengutip laman Nikkei Asia, Kamis (8/6/2023), analisis yang dilakukan oleh ICCT terhadap 20 produsen mobil teratas berdasarkan penjualan global. Penilaiannya, mencakup skor keseluruhan terhadap tiga bidang yakni dominasi pasar, kinerja teknologi, dan visi strategis.

Hasilnya menunjukkan bagaimana merek Jepang dianggap gagal meraih pangsa penjualan EV yang signifikan, meskipun Nissan Leaf sukses pada awalnya.

Selanjutnya, Toyota berada di urutan ke 15 sebagai produsen dengan transisi kelas menengah, dalam performa teknologi, dengan rata-rata jarak mengemudi mencapai 400 kilometer untuk kendaraan tanpa emisinya.

Diikuti Honda dan Nissan mengungguli Toyota dalam visi strategis tetapi bukan kinerja teknologi. Kedua merek itu menempati posisi ke-16 dan ke-17 secara keseluruhan. Suzuki menempati peringkat terakhir, dengan skor keseluruhan nol, karena menawarkan kendaraan sport hybrid plug-in tetapi tidak ada model tanpa emisi.

Menurut survei ICCT, pasar domestik Jepang dinilai lambat karena pemerintahnya tidak mengeluarkan kebijakan kendaraan listrik yang efektif. Akan tetapi, peringat ini dapat meningkat ketika merek-merek otomotif Jepang lebih cepat mengumumkan strategi dan investasi mengenai elektrifikasi.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )