Indonesia dan Filipina Bisa Kolabs Proyek BEV Bareng

Ilustrasi bijih nikel. (dok ANTAM)

JAKARTA, AVOLTA – Cadangan nikel yang besar dari dua negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia dan Filipina membuat keduanya bisa kerja sama untuk membangun hilirisasi produksi kendaraan listrik. Ide tersebut disampaikan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, yang optimistis Indonesia mampu memimpin ekosistem kendaraan listrik di ASEAN hingga dunia.

“Indonesia dan Filipina memegang posisi yang kuat dalam hal cadangan bijih nikel global, dan hal ini memberikan dasar yang kuat untuk bekerja sama dan menjadi pemimpin dalam ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai, baik di ASEAN maupun di dunia,” ujar Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, disitat dari Liputan6.com, Jumat (31/3/2023).

Lanjut Arsjad, dengan kerja sama dari dua negara tersebut, berpotensi untuk meningaktkan produksi nikel dunia hingga 50 %.

Selain itu, potensi untuk cadangan mineral yang dibutuhkan mobil ataupun motor listrik lainnya juga menjadi sorotan, sehingga ASEAN mampu menjadi pusat rantai pasok kendaraan listrik.

Arsjad Rasjid Ketua Umum Kadin. (Kadin)

Sementara itu, berdasarkan catatan dari Kadin Indonesia, nilai nilai ekspor nikel dalam bentuk besi dan baja, nikel matte, dan mixed hydrate precipitate mencapai US$ 20 juta.

Di Indonesia, hilirisasi nikel pada 2021 berhasil meningkatkan nilai tambah komoditas dari US$ 1,1 miliar menjadi US$ 20,8 miliar.

“Contoh keberhasilan ini membuat Indonesia mendorong Filipina untuk bisa ikut andil berpartisipasi dalam kesuksesan hilirisasi industri kendaraan listrik dan baterai di kawasan ASEAN,” pungkasnya.

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )